Ini mungkin touring terjauh saya sejak gabung dengan Mailing List Yamaha Scorpio (MiLYS) sejak tahun 2010 dengan nomor registrasi 816.
Perlu diketahui dulu, 0km adalah titik ter-barat (dan belakangan saya tahu bahwa setelah dilakukan penghitungan GPS terbaru bahwa itu juga menjadi titik ter-utara dari Indonesia). 0km itu sendiri mengacu pada tugu 0 Kilometer (Kilometer Zero) sebagai penanda daratan terluar NKRI. Konon 0km itu ibarat serambi Mekkah-nya biker Indonesia. “anak motor naek haji-nya ya ke 0km..”. Ganti ban depan belakang, tune-up mesin, periksa kelistrikan dan lain-lain, mari mulai mengukir cerita...
Pengendara dalam perjalanan ini adalah saya, kumendan adnan, agung karebet, dotten, jepe, kelink, kibot, mang nano tato dan tompel. Total 9 orang dan 9 motor berangkat dari Jakarta menuju titik 0km terbarat Indonesia.
Perlu diketahui dulu, 0km adalah titik ter-barat (dan belakangan saya tahu bahwa setelah dilakukan penghitungan GPS terbaru bahwa itu juga menjadi titik ter-utara dari Indonesia). 0km itu sendiri mengacu pada tugu 0 Kilometer (Kilometer Zero) sebagai penanda daratan terluar NKRI. Konon 0km itu ibarat serambi Mekkah-nya biker Indonesia. “anak motor naek haji-nya ya ke 0km..”. Ganti ban depan belakang, tune-up mesin, periksa kelistrikan dan lain-lain, mari mulai mengukir cerita...
Pengendara dalam perjalanan ini adalah saya, kumendan adnan, agung karebet, dotten, jepe, kelink, kibot, mang nano tato dan tompel. Total 9 orang dan 9 motor berangkat dari Jakarta menuju titik 0km terbarat Indonesia.
15 Desember 2010 (day 1)
Pukul 23.00 WIB, berger dari saung miling, Sembilan biker dilepas langsung oleh AndyBrod selaku ketua umum MILYS dan diantar oleh beberapa anggota MILYS hingga garis luar Jakarta. Kebanyakan rider menyukai night riding karena relatif lebih sepi dan bisa memacu kendaraan lebih cepat walau bukan tanpa resiko kena lubang-lubang di jalan yang kurang begitu jelas dilihat.
Tim 0km memasuki pelabuhan Merak dini hari dan langsung naik ke ferry yang sudah siap berangkat ke Bekauheni Lampung. Turun dari ferry tim istirahat sekaligus pengisian bensin di spbu pertama yang kami temui. Telah disepakati bahwa tim 0km akan melalui lintas timur untuk menuju ke provinsi Aceh. Salah satu alasan memilih jalur ini lagi-lagi karena dianggap relatif sepi dari bus dan truk lintas sumatera serta jalan yang lebih mulus.
Sempat terjadi minor problem setelah 2 jam melintasi jalur timur, teman saya, KikiBot mengalami trouble pada bagian mesin. Ternyata ada oli merembes di sela-sela mesin yang membuat motornya harus di supply oli tambahan selama perjalanan agar tidak kering. Perjalanan dilanjutkan hingga kami memasuki kota Palembang sekitar pukul 10 malam dan dijemput Awink MiLYS untuk di antar ke penginapan untuk istirahat. Fyi, Milys memiliki chapter yang saat ini tersebar dari Aceh hingga Bali, Palembang tidak terkecuali.
17 Desember 2010 (day 3)
Bangun pagi dengan badan mulai merasa pegal, tim bersiap dan meluncur ke bengkel motor dimana motor KikiBot di service. Sambil menunggu kami pun makan siang menikmati masakan Palembang di warung sekitar bengkel.
Sempat terjadi minor problem setelah 2 jam melintasi jalur timur, teman saya, KikiBot mengalami trouble pada bagian mesin. Ternyata ada oli merembes di sela-sela mesin yang membuat motornya harus di supply oli tambahan selama perjalanan agar tidak kering. Perjalanan dilanjutkan hingga kami memasuki kota Palembang sekitar pukul 10 malam dan dijemput Awink MiLYS untuk di antar ke penginapan untuk istirahat. Fyi, Milys memiliki chapter yang saat ini tersebar dari Aceh hingga Bali, Palembang tidak terkecuali.
17 Desember 2010 (day 3)
Bangun pagi dengan badan mulai merasa pegal, tim bersiap dan meluncur ke bengkel motor dimana motor KikiBot di service. Sambil menunggu kami pun makan siang menikmati masakan Palembang di warung sekitar bengkel.
Seseesainya motor di service, saya dan teman-teman berger menuju Jambi pukul 17.00 waktu bagian Palembang. Perjalanan lancar jaya, jalanan sumatera yang banyak bisulnya kami tembus di tengah gelapnya malam hutan sumatera. Motor berlari dalam kecepatan rata-rata 80-100kpj. Kami memasuki Jambi tengah malam dengan sambutan dari bang Edwin, salah satu pentolan klub motor di kota tersebut, dijamu makan dulu, dan diboyong ke kediamannya untuk istirahat. Fyi, itulah bikers brotherhood. Selama melewati kota yang memiliki komunitas/klub biker, hampir dipastikan persahabatan terjalin. Kenal atau tidak kenal sekalipun, semua dipersatukan oleh "all bikers are brother".
18 Desember 2010 (day 4)
Jam 12 siang sesudah dijamu lagi dengan makanan, kami berpamitan dari rumah bang Edwin untuk melanjutkan perjalanan. Bang Edwin mengantar hingga pinggiran kota Palembang. “Baru pertama kali liat rombongan rapi dan sama semua seperti ini” itu kira-kira komentarnya waktu liat rombongan kami. Bagaimana tidak, wajar jika kami akan mendapat komentar seperti itu. Karena kami semua tidak hanya menggunakan rompi MiLYS oranye yang sama, tetapi juga helm INK Ambassador yang sama. Membuat perjalanan terlihat lebih rapi.
Perjalanan menuju Pekanbaru – Riau merupakan perjalanan yang menarik. Selain bisul di jalan yang menjadi terror waktu malam. Beberapa kali kami harus berhenti karena ada beberapa trouble yang muncul. Mulai dari trouble mekanik, hingga memang trouble karena mengantuk.
19 Desember 2010 (day 5)
Memasuki Pekanbaru dini hari. Kami memutuskan untuk istirahat di sebuah mesjid, namanya Al-Kiram, Desa Simpang Beringin, Kec Bandar Sei Kijang Pelalawan.
Perjalanan ke Kedubes MiLYS di medan masih sangat jauh. Bangun dari tidur kami melanjutkan perjalanan Riau-Sumut. Jalur yang lebih mulus, serta bisul jalan makin sedikit ditemui. Jalan lurus dan panjang plus sepi memancing kami untuk memutar gas sampai mentok. Tidak terasa walau dengan full box dan penuh peralatan lenong di belakang, masih bisa membuka speed hingga 130-140kpj, itupun jalan masih jauh, panjang dan lurus.
Tim memasuki kota Medan sekitar pukul 21:00, langsung menuju Kedubes MiLYS Medan yang ditunggui oleh tante Koent (laki ya ini). Ini kedubes besar sekali. terlalu banyak kamar yang ada, sehingga malah kesulitan memilih ingin tidur di kamar yang mana. Terima kasih tante Koent. Kedubes MiLYS akan diingat selalu.
20 Desember 2010 (day 6)
Tim merencanakan hari ini akan mengurus “korban-korban” ganasnya jalanan lintas sumetera untuk diperbaiki yaitu:
1. Stel velg depan motornya Jepe (yang akhirnya tukar pakai dengan roda depan motornya koent),
2. Cari paking blok untuk Kiki (yang akhirnya pakai paking meteran),
3. dan yang terbaru ternyata motor tompel si “sadelih” juga ikut2an rembes dari bak oli.
Karena tidak menemukan cara yang cepat untuk mengatasi trouble pada motor tompel, akhirnya Om Boy MiLYS Medan meminjamkan motornya untuk digunakan oleh tompel melanjutkan perjalanan menuju Aceh.
21 Desember 2010 (day 7)
Tim berger dari Kedubes sekitar pukul 9.30 pagi. Perjalanan menuju NAD sangat sangat sangat menegangkan. Karena cerita yang banyak beredar tentang razia kepolisian dimana-mana, masih adanya GAM yang bisa tiap saat nongol, dan tentu saja, kenikmatan kopinya yang terkenal, ulee kareng!!
Melewati perbatasan Sumut-NAD, tim memasuki kota Langsa. Kota yang sepi dan tenang di perbatasan. di Langsa kami berhenti untuk istirahat makan siang sebelum melanjutkan perjalanan lagi. Kota demi kota dilalui. Akhirnya kami memasuki NAD dijemput oleh YSC (Yamaha Scorpio Club) NAD menuju tongkrongannya di Dragon Coffee. Sungguh tulus dan ramah orang-orang yang kami temui sepanjang perjalanan. Semua tanpa terkecuali menawarkan bantuan sekedarnya untuk menjamu dan mengajak kami singgah lebih lama. Termasuk teman-teman dari YSC NAD yang telah mempersiapkan sebuah rumah kosong untuk kemi tempati bermalam sebelum melanjutkan perjalanan menyeberang ke pulau Weh dimana tugu 0km berada.
22 Desember 2010 (day 8)
Jam 6 pagi saya dibangunkan. Kami akan naik ferry partama dan satu-satunya ke pulau Weh. Penyeberangan diperkirakan akan memakan waktu hingga 3-4 jam tergantung gelombang laut saat itu. Alhamdulillah penyeberangan berlangsung lancar hingga ferry merapat di pulau Weh.
Turun dari kapal kami singgah dulu di sebuah rumah makan untuk ngopi pagi. Tim dijemput oleh kak Ita (kak Ita dan bang Kidal adalah dua orang yang paling terkenal untuk kalangan biker di pulau Weh. Mereka bisa dibilang kuncen untuk daerah pulau Weh dan 0km) dan langsung dibawa ke tugu 0km.
Alhamdulillah pukul 16.00 tim berhasil merapat ke tujuan yaitu tugu 0KM NKRI sebagai titik terujung bagian barat dari NKRI. Alhamdulillah, alhamdulillah...
Puas istirahat dan foto-foto, malamnya kami menginap di salah satu penginapan murah meriah di pulau Weh atas rekomendasi kak Ita. Masih sempat main ke kediaman kak Ita sebelum tidur, dan akhirnya kami tertidur pulas dengan maksud dan tujuan tercapai. Tinggal menunggu perjalanan pulang yang akan lebih menantang...
0 Comments