Menggunakan ferry paling pagi dan hanya satu-satunya hari itu, kami menyeberang kembali ke Aceh Besar. Sayonara 0km, kalau ada jodoh Insya Allah akan mampir kembali.
Sesampainya di pelabuhan Labohan, kami sudah dijemput oleh teman-teman dari YSC NAD. Hari ini kami merencanakan untuk apa yang disebut “wisata tsunami” di NAD, yaitu berkunjung ke tempat-tempat yang dulu diterjang oleh tsunami besar di Aceh. Lepas dari berkeliling Aceh Besar untuk melihat sisa-sisa tsunami. Tidak pernah bisa dibayangkan betapa besarnya tsunami yang melanda Aceh dan sekitarnya sampai-sampai sebuah kapal PLTU bisa terseret hingga ke daratan sejauh itu. Sungguh maha luar biasa alam dan penciptanya saat menunjukkan kekuasaannya. Lepas dari berkeliling melihat sisa-sisa tsunami, perjalanan dilanjut dengan mengunjungi Mesjid Raya Baiturrahman.
Sebuah mesjid yang konon katanya saat tsunami Aceh terlindung dari kerusakan akibat tsunami besar yang melanda. Mesjid ini terbuat dari mayoritas kayu, bukan semen yang kuat dan entah kenapa lebih bisa bertahan saat terjadi tsunami tersebut. Memang setelah dipikir-pikir hal seperti itu tidak bisa terlalu dinalar dengan logika. Anggap saja yang memiliki melindunginya waktu itu. Selepas berkeliling Aceh Besar, saatnya untuk melihat sisi lain dari Aceh, yaitu sisi Barat provinsi NAD, Lhok Nga.
Pada saat saya lalui dulu, jalanan seputar Lhok Nga tersebut sangatlah mulus, kalau tidak mau dibilang aspal hitam pekat dengan taburan permata yang mengkilat terkena matahari. Sungguh recovery yang sangat cepat dan luar biasa mengingat area Barat Aceh ini adalah area terparah yang dilanda tsunami lalu.


Hari semakin siang, selesai sudah petualangan singkat kami di Nanggroe Aceh Darussalam ini. Usai berpamitan dengan pak Sofyan (YSC NAD 001) dan teman-teman lainnya, tengah hari, rombongan bertolak menuju Kedubes Medan. 0km, Aceh, Insya Allah saya akan berkunjung lagi jika umur panjang.
24
Desember 2010 (day 10)
Setelah bertolak dari NAD, rombongan istirahat tidur di SPBU
saja (baru tau kalau tidur di SPBU dalam kondisi seperti itu seakan tidur di
kasur empuk) hehehehee… rombongan memasuki Langsa lagi sore hari sekitar pukul
16.00. Mampir di warung makan yang sama, bertemu keluarga yang sama kembali untuk sekedar ngobrol melepas lelah. Keluarga disana sangat welcome dengan kehadiran
kami. Ramai sekali dan penuh canda tawa.
Rombongan
memasuki kota Medan malam hari, tanpa banyak cerita dan basa basi semua langsung mengambil posisi tidur melepas lelah. Saya
sendiri sebelum mandi, bersih-bersih dan tidur, menyempatkan diri untuk
mengganti oli yang sudah waktunya diganti. Sebelum persiapan kembali menuju Jakarta via lintas Barat
25
Desember 2010 (day 11)
Libur Natal dan kami lelah. Kami menghabiskan hari dengan istirahat pol-polan
di Kedubes MiLYS. Masing-masing mencari kesibukan sendiri. Ada yang periksa
motor, ada yang tiduran, ada yang ngobrol saja, dan saya?? Saya memilih untuk mengunjungi
salah satu teman yang kebetulan dulu sama-sama kuliah di STAN Bintaro dan saat itu ybs dinas di Medan.
26 Desember 2010 (day 12)
Kami bertolak siang sekitar jam 13.00. Rombongan mengalami penyusutan. Jepe dan
Tompel harus segera balik ke Jakarta untuk urusan pekerjaan. Sementara kumendan
Adnan memilih stay di Medan bersama sang Istri sambil merencanakan balik ke
Jakarta sendirian. Alhasil tim yang bergerak kembali pulang menjadi 6. Didapat kabar bahwa salah satu member MiLYS lain, Rahboy sedang dalam perjalanan dari Jawa ke lintas Sumatera. Diharapkan tim akan bertemu
Rahboy MiLYS yang sedang mengunjungi teman di Sumatera Barat di Padang untuk
bergabung pulang ke Jakarta.
Perjalanan menuju perbatasan Sumatera Utara - Sumatera Barat akan melewati banyak sekali pemandangan indah dan tak lupa, Parapat, Danau Toba yang membuat siapa yang melewatinya akan terdorong untuk berhenti dan berlama-lama menikmati pemandangannya.
Beberapa kali trouble di jalan (termasuk bocornya tanki motor saya) membuat kami kemalaman di perjalanan dan harus bermalam di daerah
siborong-borong. Kondisi hujan dan lelah plus dingin luar biasa disamping
problem bocor tanki yang saya alami membuat kami mencari penginapan murah
meriah disana. Tanpa banyak makan minum dan cakap, kami tidur lae...
27 Desember 2010 (day 13)
Pagi-pagi
sesudah sarapan, rombongan melanjutkan perjalanan ke Sumatera Barat. Rombongan
bertemu Rahboy yang sudah menunggu di perbatasan Bukittinggi – Agam.
Bersama-sama kami melanjutkan perjalanan menuju Bukittinggi.
Sesampainya
di Bukittinggi, waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Rombongan rencananya akan
menginap di tempat saya. Tapi 7 orang terlalu banyak untuk gubuk kecil saya apalagi untuk menuju ke rumah tidak searah dengan perjalan kami selanjutnya. Akhirnya kami memutuskan untuk mengambil penginapan kembali di daerah dekat
dengan Jam Gadang. Dan kami tertidur dengan lelah…
28 Desember 2010 (day 14)
Pagi
hari bangun dengan sarapan nasi goreng, saya melakukan pemeriksaan tanki. rembesan bensin yang terlihat dan tercium membuat saya langsung kuras tanki
dan numpukin lem dextone kearah rembesan. Kerapian nomor 2, yang
penting nggak rembes… :p
Agenda
hari itu adalah menuju Kota Padang, tapi sebelumnya kami akan singgah dulu di danau
Maninjau yang terkenal dengan kelok ampek-ampek nya (kelok 44). Belokan-belokan yang curam
dan patah benar-benar menguji nyali dan kemampuan berkendara. Tidak boleh
terlalu cepat dan tidak bisa terlalu lama di sini. Benar-benar jalan yang heboh. Berulang kali footstep kaki berciuman dengan aspal jalan karena kemiringan jalan ditambah kemiringan kami membawa motor.
Puas bersantai di Danau Maninjau, Tim
menuju Padang sore hari. Perjalanan Bukittinggi – Maninjau – Padang via Padang
Panjang sangat menyenangkan bagi saya. Sebagai orang padang, hal ini sekaligus
agak aneh. Ini baru pertama kali dalam hidup saya melalui trip Bukittinggi –
Padang dengan motor. Rasanya sangat berbeda. Biasanya perjalanan ditempuh dalam
2 jam lebih, sekarang kurang dari 1.5 jam kami sudah sampai di perbatasan Kota
Padang. I Love this journey!!!.
Rombongan
menginap di kediaman imung (zulfikar). Sayang sekali yang bersangkutan sedang
di Jakarta untuk keperluan dinas. Jadinya kami ditemani oleh anggota YSC Padang
yang lain selama beristirahat di kediaman Imung.
29 Desember 2010 (day 15)
Subuh-subuh
bro kelink memutuskan untuk berangkat duluan. Dikarenakan urusan keluarga. Kami
yang masih ingin istirahat dengan berat hati plus rewel-rewel melepas kelink..
Tidak berapa lama selepas keberangkatan Kelink, kami pun bersiap-siap melanjutkan perjalanan pulang melalui lintas Barat Sumatera yaitu Padang-Bengkulu-Lampung.
Kelelahan dan kemalaman, rombongan
bertemu dengan BSC (Bengkulu Scorpio Club) setelah janjian di gerbang
Universitas Bengkulu (UNIB). Sudah malam saat kita memasuki Bengkulu Kota.
Ternyata teman-teman di BSC menyiapkan penginapan untuk kita semua… sekali lagi, bikers brotherhood yang sangat kuat terasa dari bagaimana teman-teman BSC memanjakan (sekaligus merantai kami agar tidak buru-buru kembali ke Jakarta) dan menjamu kami.
30
Desember 2010 (day 16)
Tim
berangkat meninggalkan Bengkulu sudah kesiangan. Memang brother Sumatera banyak
yang nakal nahan-nahan. Hehehehehee… banyak sekali alasan mereka untuk menahan
kami lebih lama. Tapi demi tahun baru di Jakarta bersama keluarga, kami dengan
berat hati menolak segala macam tawaran menggiurkan mereka.
Bayangan
untuk sampai ontime menjelang tahun baru di Jakarta sangat menggoda. Kami
nyaris tanpa berhenti lama untuk mengejar Bekauheni. Hingga tengah malam kami masih gas pol walaupun capek dan kantuk mulai
menyerang. Tujuan kami hanya satu, Bekauheni
31
Desember 2010 (day 17)
Dini
hari jam 2 kami sudah berada di Ferry, dan langsung tertidur… saat ferry
merapat, ternyata sudah cukup terang. Cerita saya terlalu cepat? karena memang begitu adanya. Kami istirahat sebentar di sebuah warung
kopi di dekat pelabuhan sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Saya
memasuki Jakarta sudah sore hari. Sebelum balik ke Depok, saya menyempatkan
diri untuk menjemput ibu Negara pulang kantor dong.. sekali lagi turing dari Jakarta-Cikarang (tempat doi bekerja). Kangen belasan hari turing judulnya. Hahaha...
Terima kasih kepada MiLYS-er rider Scorpio yang touring bareng. Terima kasi juga kepada seluruh teman-teman bikers di sepanjang jalur Jawa-Sumatera yang telah banyak sekali membantu dalam
perjalanan ini. Insya Allah kita akan bertemu lagi jika ada jodoh. Oh iya,
melalui perjalanan itu, sekarang saya sudah ter-register sebagai member YSC NAD
dengan nomor registrasi 024.
— ALL SCORPION ARE BROTHER —
0 Comments