Tek tok Ciremai Tek tok



Waktu itu mustinya ke Ciremai ber empat dengan Haekal. Namun apa daya, di detik terakhir keberangkatan Haekal musti membatalkan karena istrinya sedang hamil tua dan tugas SIAGA sedang menanti. Jadilah hanya saya, jilly dan tian yang tetap berangkat ke Ciremai dengan kereta ke Cirebon.


Kereta ke Cirebon dari Gambir ternyata tidaklah lama. sekitar 3 jam-an, kami sudah sampai di stasiun Cirebon. Dini hari sampai di Cirebon, melihat tampilan-tampilan dan carrier besar layaknya pendaki, tentu saja sudah biasa dilihat di sekitar stasiun sana. Tak lama kami sudah dikerubungi mas-mas menawarkan jasanya mengantar kami ke basecamp Ciremai.

Awalnya kami rencana akan mendaki lewat jalur palutungan, tapi saat sampai di stasiun, banyaknya mas-mas yang menawarkan mobil untuk mengantar mengatakan lebih cepat dan enak lewat Apuy, jadinya kami bergeser pendirian lewat jalur itu

Kami sampai di basecamp sudah tengah malam. Mobil avanza yang kami tumpangi hanya bisa sampai di jembatan kayu terakhir karena jembatan tersebut rusak dan mobil tidak bisa melintas. Basecamp ternyata masih jauh di atas yang memaksa kami berjalan kaki dari jembatan rusak dibawah hingga basecamp. Sampai di basecamp, ternyata memang banyak tempat yang bisa dijadikan ruang kemping. Tanpa buang waktu dan juga sudah kelelahan, kami bongkar tas dan langsung buka tenda dan istirahat menunggu pagi datang.

Sebelumnya ternyata saya dilanda masalah pada kaki. Meniscus tear yang saya miliki mulai bermasalah. Saya baru ingat kalau beban carrier saya cukup berat, tubuh tidak sebugar dulu, ditambah meniscus yang sudah bermasalah tahu-tahu mendadak menyerang malam itu juga. Rasa sakit bukan main membuat saya cepat membuang carrier dan duduk melawan sakit. Akhirnya malam itu diputuskan bahwa pendakian besok pagi dilakukan tidak dengan camp di atas, tapi tek tok saja.

Mulai Pendakian
Seperti biasa kami bangun kesiangan (kecuali Jilly yang sudah sibuk gosok gigi dan usaha bangunin saya). Karena rencana pendakian tek tok, maka kami pun agak santai untuk memulai pendakian. Satu persatu pendaki di basecamp sudah mulai berjalan ke pos berikutnya, sementara kami masih malas-malasan di bawah, sarapan dan bolak-balik ke wc.

Pendakian kita mulai sekitar jam 8-an. Meniscus yang semalam menyerang, sudah mulai bersahabat setelah saya bujuk dengan membuang carrier sebelumnya. Untungnya basecamp mau menerima penitipan carrier kita bertiga, sehingga kita dapat melanjutkan pendakian dengan tenang.

Titik Puncak
Kami mengusahakan pendakian secepatnya dan hanya berhenti untuk makan siang atau ngemil. Rencana foto-foto sepanjang jalan kami tahan agar nanti saja sampai di puncak foto-fotonya. 


Ada rasa senang pada diri kami saat menyadari baiknya keputusan pendakian ini menjadi pendakian tektok. Gua Walet penuh oleh tenda. Tidak kebagian tempat lagi jika memaksakan membuka tenda. Mungkin pun dapat space, itupun di tanah sangat miring posisinya. Kesenangan itu membuat kami makin bersemangat untuk menuju puncak, apalagi setelah melihat puncak sudah didepan mata yang ditandai terlihatnya bendera merah putih berkibar di atas sana.




Pendakian tanpa drama itu kurang indah. Setelah drama meniscus saya semalam, maka sekarang giliran Tian yang berdrama kelelahan. Sambil ngos-ngosan dia berkata untuk mengakhiri pendakiannya sampai di Goa Walet saja. Tentu saja alasan itu tidak diterima, apalagi puncak yang sudah terlihat di depan mata.

Bujuk rayu dan sedikit marah-marah untuk membawa Tian melangkahkan kakinya. Akhirnya bisa membawa dia sampai ke Puncak Gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat.

Pukul 17.20 kami sampai di puncak itu.  Selebihnya, biar foto yang berkata-kata. 

     

     



     

     

Pendakian turun memang menyenangkan hati, tapi tetap menyakitkan lutut. Walaupun kami turun ngebut sekali, sehingga pukul 11 malam sudah sampai kembali ke basecamp, tapi dibayar dengan otot yang mengeras dan nyeri sekali. Makan malam pun malas-malasan, hanya makan sedikit indomi, dan memaksa tidur agar besok bisa bangun lebih pagi dan makan lebih puas.



Sayonara Ciremai... walaupun agak males kesana lagi, tapi semoga kita ada jodoh untuk bertemu kembali....

0 Comments