Penasaran yang belum terbayarkan pada Gunung Sumbing

Dua kali mencoba menginjakkan kaki ke gunung Sumbing, dua kali sang kakak menolak untuk ditapaki. Kali ini mencoba untuk menapaki sang Kakak dengan Jilly, berangkat dari Jakarta pada akhir 2009

26 November 2009

Keberangkatan naik bus Pariwisata dari Pulogadung, yang akhirnya berangkat setelah pukul 11 tengah malam.

27 November 2009

Sampai di Wonosobo, lanjut perjalanan ke basecamp Garung, Gunung Sumbing untuk repacking peralatan

Sedari awal Sumbing enggan memperlihatkan wujudnya. Saya dan Jilly memulai pendakian sudah cukup siang. Target pun berubah dari Pestan ke pos 2 jalur baru. Kami memutuskan untuk mengambil jalur baru dengan asumsi lebih landai walaupun lebih jauh dibandingkan jalur lama.

Kelelahan karena kurang istirahat dan lain-lain, kami mencapai pos 2 dengan kondisi sudah gelap dan hanya ada tenda kami berdua di pos tersebut. sesudah masak dan makan, dilanjut dengan istirahat untuk memulihkan tenaga agar bisa melanjutkan perjalanan lebih. Saat di pos 2, saya dan Jilly sebenarnya sudah tidak begitu fit untuk melanjutkan perjalanan karena masih lelah dari Jakarta dan memaksakan diri untuk memulai pendakian di hari pertama sampai basecamp.

Sekitar pukul 9 malam saat kami dalam posisi istirahat jelang tidur, ternyata pos 2 sudah mulai ramai didatangi rombongan pendaki lain. mereka mendirikan tenda di seputaran pos 2 tempat kami mendirikan tenda. keramaian itu perlahan hilang ditelan kantuk kami.

28 November 2009

Lagi-lagi kemalasan melanda. bangun lebih siang, persiapan malas-malasan karena tenaga tidak pulih-pulih dirasakan, kami mencoba memaksakan untuk naik lebih tinggi menuju pos berikutnya.

Akhirnya kami sampai di Pestan. Kondisi saya dan Jilly yang makin tidak fit memaksa kami mengambil keputusan untuk membuka tenda di Pestan dan meninggalkan barang-barang di tenda untuk kemudian melakukan percobaan menuju puncak tanpa membawa carrier. Di Pestan terlihat hanya ada tiga tenda selain tenda kami.

Selepas mendirikan tenda kami mulai merangkak naik melakukan percobaan puncak Sumbing. satu jam menanjak kami mulai merasakan faktor kelelahan yang amat sangat dan sekali lagi yang memaksa kami untuk menyudahi pendakian ini di titik 2767 meter dari permukaan laut (menurut altitude Garmin 60csx dengan kalibrasi mengikut suggestion dari triangulasi satelit terdekat). Memang pendakian saat ini bukan milik kami, dan juga bukan takdir juga untuk saya dapat menapaki puncak Sumbing. kami memutuskan untuk turun menuju tenda dan istirahat.

titik akhir di 2767 (dengan deviasi tinggi plus minus 100 meter)

Pendakian kami akhiri sekitar pukul 13.00 tengah hari. kami mengatur rencana kilat sambil menikmati indomie dobel plus seperempat kilo cabe yang kami campurkan sesukanya. kecewa (jilly) dan bahagia (saya) saat memutuskan untuk mengakhiri pendakian tersebut. Kesepakatan belanjut, kami memutuskan untuk secepatnya turun ke basecamp dan tidak menginap di atas dengan asumsi lebih baik cepat turun, bergerak ke Jogja dan memulihkan tenaga disana.

Kami turun ke basecamp dengan perlahan dan sampai kembali di basecamp Sumbing sore sekitar pukul 17.00-18.00. Hanya sempat bersih-bersih sedikit kami langsung turun mencari bus tujuan Magelang-Jogja. Memasuki Jogja - Malioboro pukul 22.00, kami hanya sempat mencari penginapan ala backpacker di ruas jalan Malioboro setelah diberi arah oleh mas-mas yang menamakan dirinya "sahabat backpacker".

29 November 2009

Hari ini kami habiskan dengan istirahat di seputaran Malioboro mengingat kereta menuju Jakarta akan berangkat pada malam harinya. Tidak banyak yang kami lakukan karena memang fisik yang masih terkuras.

Pendakian kali ini sekali lagi bukan milik kami. fisik yang tidak fit dari Jakarta, bus yang tidak sesuai perkiraan keberangkatannya, Sumbing yang tidak mau menampakkan dirinya sejak pendakian awal komplit menjadi alasan yang bersatu padu membuat kami mengakhiri pendakian kali ini. Pendakian Sumbing ini menjadi pendakian ke tiga saya menuju puncak Sumbing yang gagal, dan pendakian pertama Jilly menuju puncak Sumbing yang gagal. Insya Allah jika jodoh lain kali kami akan melakukan percobaan kembali menuju puncak Sumbing. Sayonara Sumbing!