Touring Galau Panas Dingin “Jabalok” 2011 (part 1: away)



Ini adalah cerita saya dan Jimo melakukan perjalanan pengurang galau menuju Timur Indonesia. Tanpa target, tanpa tujuan pasti, hanya satu, semakin ke timur Indonesia dari 29 Desember 2011 sampai 12 Januari 2012.

29 Desember 2011 (day 1)
Setelah mempersiapkan teknis, fisik dan mental, saya dan Jimo start dari saung Miling Depok sekitar pukul 23.00 WIB. Tidak ada pelepasan dan lain-lain, hanya rekan-rekan Depokers saja yang kebetulan hadir. 2 Bikes, 2 Riders kami mulai memutar gas membelah malamnya Jakarta dari Depok menuju Pantura.


     

30 Desember 2011 (day 2)
Melewati daerah kalimalang menuju Cirebon, trouble mulai muncul. Ada oli merembes keluar dari tutup klep pada motor Jimo. Sempat ragu untuk melanjutkan perjalanan, tapi dengan keyakinan yang diyakin-yakinkan, kami tetap melanjutkan dengan harapan esok pagi bisa mampir di salah satu bengkel untuk membeli seal untuk tutup klep tersebut.

Setelah night riding yang cukup melelahkan, kami berdua pun telah melewati Cikampek heading Cirebon. Kantuk mulai menyerang membuat saya dan Jimo memutuskan untuk istirahat di salah satu rumah makan di beberapa kilometer sebelum memasuki Cirebon.

Bangun setelah istirahat beberapa jam, matahari sudah mulai menampakkan diri. Saya dan Jimo mulai mempersiapkan diri kembali untuk melanjutkan perjalanan. Saya sendiri sempat berpikir, akan kemana arah perjalanan ini? semakin ke timur? sampai dimana? Bali? NTT? atau apa? ah bodo amat, yang penting jalan terus ke arah timur.

Melewati daerah Brebes, trouble kembali muncul. Kali ini bracket yang menopang box GIVI milik Jimo yang patah. masih jam 8 pagi dan satu-satunya tukang las yang kami temui di pinggir jalan belum terlihat buka. Jadilah kami menunggu dan mencari-cari siapa yang bisa dicari agar kami bisa menyambung kembali besi bracket yang patah tersebut.


     


Jelang malam kami memasuki kota Semarang yang disambut gerimis dan memaksa kami untuk berganti kostum riding. raincoat dan boot sudah dipasang. GPS mengarahkan kemana tujuan perjalanan dan kami yang sudah mulai kelelahan setelah seharian riding melintasi jalur pantura yang terkenal dengan bus-bus antar kotanya yang kebut-kebutan, dan kami berada di antara mereka.


Malam di Semarang, kami memutuskan untuk mencoba meneruskan perjalanan sambil mencari penginapan alternatif. kami memlih untuk mencari penginapan di pinggiran kota untuk menghindari keramaian dan kemacetan untuk berangkat esok harinya. Doa kami terjawab, kami mendapatkan penginapan murah yang berada di tengah sawah-sawah di daerah Sragen.


31 Desember 2011 (day 3)
Menikmati kasur yang empuk membuat kami kurang disiplin untuk melanjutkan perjalanan. Hasilnya kami baru benar-benar keluar dari area hotel pada pukul 12.00 siang harinya. Targetpun di set lebih tinggi. Setidaknya bisa menjajakkan kaki di pulau dewata tengah malam atau tanggal 1 Januari dini hari. Tidak pakai banyak cerita, motor mulai di gas lebih cepat untuk mengejar target melewati sebuah alas (hutan) di area banyuwangi sebelum gelap.


Target mulai meleset, kami melewati alas di banyuwangi sudah lewat pukul 8 malam. Area tersebut benar-benar gelap tanpa penerangan lampu jalan. Beberapa kali saya atau Jimo kehilangan konsentrasi. Yang terburuk adalah sewaktu Jimo keluar dari jalan saking mengantuknya di atas motor.

Target meleset. Lewat tengah malam kami masih di tanah Jawa dan menghabiskan malam pergantian tahun baru di sebuah SPBU beberapa belas kilometer sebelum memasuki pelabuhan penyeberangan Ketapang menuju Gilimanuk pulau dewata.



1 Januari 2012 (day 4)
Mendarat di Gilimanuk, kami tancap gas langsung menuju ibu kota pulau dewata, Denpasar dengan harapan masih sempat mengintip pesta kembang api di pantai Kuta. Sampai di pantai Kuta, pukul 04.00 subuh, mayoritas pengunjung sudah menghilang. tapi kami sempat terhibur dengan sisa-sisa kembang api yang masih ada di sepanjang garis pantai Kuta.


     


Tidak ada ide untuk stay lebih lama di Bali, kami memutuskan untuk langsung menuju pelabuhan Padang Bai untuk mengejar feri menuju pelabuhan Lembar di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perjalanan dari Padang Bai menuju Lembar memakan waktu 5-6 jam dengan feri dengan operator ASDP. Angka itu cukup untuk saya dan Jimo istirahat selamat perjalanan di feri. Tidak begitu ramai karena kemungkinan kebanyakan orang di tanggal 1 Januari masih lelah akibat pesta pergantian tahun semalam.



Pukul 4 sore kami sudah merapat turun dari feri dan menginjakkan kaki di pulau Lombok yang terkenal dengan Ayam Taliwang nya. Saya sudah mencoba kontak dengan klub setempat, tapi sepertinya teman-teman dari LSC (Lombok Scorpio Club) masih belum bisa untuk ikut merapat. Melihat kondisi kami yang sudah cukup lelah, kami memutuskan untuk mencari penginapan sendiri di daerah seputar Mataram.

Baru 3-4 jam menempel di kasur penginapan, kami sudah dijemput oleh teman-teman dari LSC. Jimo memutuskan untuk tidak ikut dan tidur di penginapan. Sementara saya digiring teman-teman LSC ke tempat nongkrong mereka biasa di Mataram, lagi-lagi all scorpio's are brother :)

2 Januari 2012 (day 5)
Bangun pagi dari penginapan, saya segera kontak teman-teman LSC untuk rute keliling Lombok. Akhirnya dipilih rute dari Mataram ke area utara Lombok dengan tujuan nanti yang akan dilihat adalah panorama gunung Rinjani dari Sembalun, putar ke daerah Tanjung, Senggigi, dan kembali lagi ke Mataram.


     



     


Lepas dari panorama Sembalun, kami melanjutkan perjalanan mengelilingi Gunung Rinjani menuju utara Lombok. Tak Seberapa lama sampailah kami di Panorama Malimbu yang menghadap ke arah Barat dari pulau Lombok




     

     

     


Puas menikmati pulau Lombok, sorenya kami kembali ke Mataram ditemani bro Adhi LSC dan om Budi menikmati Ayam Taliwang yang terkenal sekaligus diajak mampir ke kediaman om Adhi.


     

Malam itu juga saya dan Jimo memutuskan untuk kembali ke Bali mengingat waktu dan kantong yang mulai menipis. Tawaran serta ancaman untuk harus nginap semalam lagi dari bro Adhi terpaksa kami tolak mungkin lain kali saya bisa mampir kesana untuk lebih lama lagi. Perjalanan menuju pelabuhan diantar oleh bro Adhi dan om Budi.....

0 Comments