Touring Galau Panas Dingin “Jabalok” 2011 (part 2: home)


3 Januari 2012 (day 6)
Di kapal feri, kami bertemu dengan rombongan biker dari Malang, yaitu Wolf dan teman-temannya. Sebelumnya, Jimo ternyata diketahui lupa bawa SIM dari Jakarta. Alhasil sewaktu penyeberangan pertama dari banyuwangi ke pulau bali, kita sempat kena tilang di tempat sekitar 150rb rupiah saat pemeriksaan surat kendaraan selepas turun feri. Beruntungnya saat penyeberangan bali-lombok, kami terbebas dari pemeriksaan polisi, sehingga kesempatan tilang kedua terhindarkan. (Jimo, lain kali jangan lupa lagi bawa SIM)...

Bersama rombongan biker dari Malang tersebut (yang ternyata beberapa diantara mereka riding berboncengan), kami bercerita tentang permasalahan yang dihadapi dan berpikir bagaimana meloloskan motor Jimo dari feri tersebut. Kebetulan salah satu boncenger mereka memiliki SIM C dan bersedia bawa motor Jimo hingga keluar dari pelabuhan. Wolf dan teman2nya mengundang kami untuk mampir ke tempat pak Raka, yang akan mereka tuju, tapi mengingat kami belum sempat menikmati keindahan pulau dewata, undangan itu di tunda dulu sementara karena kami memutuskan untuk mencoba menjelajahi beberapa sudut pulau Bali sendiri terlebih dahulu, dimulai dari pantai Nusa Dua.


     



Lelah berkeliling Nusa Dua hingga Batur Kintamani kami memutuskan untuk menerima undangan Wolf untuk beristiahat di kediaman pak Raka dimana mereka telah menunggu kami.


     


Setelah beristirahat, saya dan Jimo memutuskan untuk langsung meneruskan perjalanan berkeliling pulau dewata, mampir ke monumen bom bali, mengurus "surat kehilangan SIM" dengan harapan bisa lolos di pemeriksaan berikutnya dan mengakhirinya di pantai Kuta

     

     

Menjelang tengah malam kami bersiap meninggalkan kota Denpasar, kembali ke Gilimanuk untuk kembali menuju Jakarta. Berat rasanya meninggalkan petualangan ini, tapi kami tahu perjalan ini harus memiliki akhir. Walau PR untuk mengunjungi semua destinasi di Bali masih banyak, saya cukup yakin nanti suatu saat bisa mampir kembali menjelajahi pulau Bali.

Mungkin karena kelewat lelah berhari-hari jalan tanpa ada istirahat, dalam perjalanan ke Gilimanuk, kantuk kami sudah tidak tertahankan lagi. kami akhirnya memilih untuk istirahat tidur di sebuah pom bensin jelang Gilimanuk

4 Januari 2012 (day 7)
Bangun pagi saya dan Jimo lanjut ke pelabuhan Gilimanuk. Lagi-lagi Jimo kena di pemeriksaan surat-surat kendaraan. Tapi beruntung surat keterangan kehilangan cukup membantu. Kami hanya kena upeti 20rb saja sambil dinasehati agar jangan lupa bawa SIM lagi.


Peneyeberangan bali-jawa memakan waktu 45-60 menit. Saat menapaki tanah jawa, kami langsung gas pol dengan target berikutnya mengunjungi kawasan Bromo. Kontak-kontak teman baru kami, Wolf, lagi-lagi kami diundang untuk mampir ke Jember tempat saat itu mereka berada. Kami bertemu kembali tengah hari sekitar pukul 1 siang dan dipertemukan dengan teman-teman dari klub motor setempat.



Sambil ngobrol, kami mentargetkan untuk berangkat menuju Bromo pada pukul 11 malam untuk mengejar sunrise dari Pananjakan. Namun karena lelah dan ingin menikmati kasur lipat di lantai, akhirnya rencana tinggal kenangan. kami tidur.. sampai besoknya..


5 Januari 2012 (day 8)
Tidak ada disiplin memang lelaki-lelaki ini. kami tidur hingga pukul 10 siang dan baru bergerak menuju Bromo. Perjalanan menuju bromo melalui Lumajang kami lalui dengan rasa penasaran akan keindahan Bromo yang suka dibicarakan banyak orang. Saat itu kami riding bertiga. Wolf melepaskan diri dari grupnya karena akan melanjutkan perjalanan menuju Malang dan memilih bergabung dengan kami. tidak ada kata yang bisa kami ucapkan selain hanya cakep, keren, mantap dan lusinan kata pujian lain saat pertama kali melihat kawasan bromo dan hamparan pasirnya.


  

  



Lepas menikmati pasir bromo, kami melanjutkan perjalanan crossing to Malang melalui daerah Gubukklakah.



*hingga tulisan ini dibuat ulang, Wolf sudah mengganti motor lamanya dengan Scorpio karena ketangguhannya selama saya dan Jimo pakai berkeliling Jawa-Lombok. Terakhir Wolf sudah berhasil menembus penyeberangan ketiga menuju NTT. Good job bro!

     


     


     

Lepas dari Bromo, kami melanjutkan perjalanan turun ke kota Malang. Sayang sekali di tengah jalan hujan turun sangat lebat hingga menembus jaket hujan yang kami pakai. Kami bertiga memutuskan untuk menepi sebentar di halaman sebuah ruman menunggu hujan reda. Tiba-tiba pemilik rumah keluar dan malah mengundang kami masuk untuk berteduh. Saktinya lagi, kami juga disuguhi aneka makanan dan teh manis hangat. Ramah sekali si bapak.

     

Sesampai di Malang, kami sudah sangat lelah dan langsung diajak ke kosan Wolf untuk istirahat. Saya sendiri sudah tidak ingat lagi bagaimana cara menuju kesana. Hanya ikut motor yang dikendarai wolf sampai berhenti di depan pagar kosannya. Mandi dan langsung istirahat

6 Januari 2012 (day 9)
Bangun pagi, santai-santai dulu, saya dan Jimo bersiap-siap kembali riding menuju Jogja. Saya sudah tidak menghitung berapa jam perjalanan kami dari Malang menuju Jogja. Yang pasti kedatangan kami pukul 9 malam di Jogja sudah ditunggu teman kami dari BOYS, Adi yang segera membawa kami istirahat di kediamannya. Saya sendiri sebenarnya merasa tidak enakan karena yang seharusnya beliau trip ke Bandung malam itu jadi membatalkan perjalanannya untuk menjemput dan mengajak kami istirahat. Kalau mengingat-ingat hal ini, saya jadi ingin jalan lagi untuk bertemu rekan-rekan yang pernah saya mampir sepanjang perjalanan ini. Thanks BOYS.



7 Januari 2012 (day 10)
Bangun pagi kami diajak langsung ke tempat tongkrongan anak BOYS yaitu sebuah warkop di daerah seputar kampus Atma Jaya Jogja. Berkenalan lagi dengan penjaga warkopnya yang bernama Ai, kami langsung dihidangkan sepiring besar mi. Dari ngobrol dengan mereka diketahui sudah jadi kebiasaan mereka untuk menjamu habis-habisan tamu-tamu yang mampir ke BOYS, hingga beberapa waktu yang lalu sampai direcoki makan sekenyang-kenyangnya hingga muntah setelah meninggalkan warung tersebut. Penilaian saya langsung berubah karena takut ikutan muntah. hahaha, thanks BOYS anyway atas jamuannya.


     


Setelah paginya bersih-bersih, saya dan Jimo pamit untuk berkeliling jogja dan tidak lupa untuk mencari cucian motor biar kinclong kembali


     

Sorenya kami menuju bandara untuk menjemput Jilly sang pacar. Kebetulan ada tiket murah untuk menyusul saya di Jogja disela-sela kesibukannya di kantor. Selesai jemput kita pun langsung menghabiskan malam berkeliling Jogja sambil mencari penginapan untuk Jilly.




8 Januari 2012 (day 11)
Bangun pagi langsung persiapan menuju pantai Parang Tritis. Kebetulan saat itu Ai tidak bisa ikut menemani, tapi meminta temannya lagi untuk menemani kami sekaligus penunjuk arah menuju parang tritis dan dilanjut nanti ke pantai depok.


     

     

     




Lepas jalan-jalan seputar selatan Jogja, kami berempat kembali ke area Malioboro sambil menunggu kereta jurusan Jogja-Jakarta untuk Jilly. Kereta berangkat pukul 8 malam, dan Jilly pulang, saya dan Jimo kembali ke warkop untuk istirahat serta persiapan riding untuk esok harinya.

9 Januari 2012 (day 12)
Nambah sehari lagi di jogja, sore saya berencana heading pulang via temanggung. Kenapa Temanggung, karena saya ingin sekali mampir di basecamp pendakian gunung di desa Garung, untuk base pendakian gunung Sumbing. Gunung yang pada waktu itu sudah 2 kali percobaan selalu gagal mencapai puncaknya. Selesai berpamitan, bukan teman-teman biker Jogja namanya kalau tidak mencoba mengulur waktu lebih lama agar kami batal berangkat. Dengan banyak tipu muslihat dan jaga-jaga agar ban motor tidak dikempesin sama anak-anak, akhirnya pukul 5 sore saya dan Jimo berger meninggalkan warung Ai menuju arah Magelang.

Di perjalanan melalui area Universitas Gadjah Mada, lagi-lagi saya diminta berhenti dulu untuk mampir di tempat nongkrong teman-teman komunitas Thunder setempat.


Kami tidak bisa lebih lama lagi. Perjalanan masih jauh. Mereka sangat ramah sekaligus juga penuh siasat untuk menahan kami lebih lama. Satu hal yang saya susah melupakan kebaikan mereka semua. Insya Allah kita akan bertemu lagi kawan, tapi saya harus pulang dulu nyari uang lagi untuk turing... pukul 6 sore akhirnya saya dan Jimo benar-benar meninggalkan kota Jogja dengan segala keramahannya. Menembus gerimis, mampir di basecamp gunung Sumbing dengan target sampai di Purwokerto dimana teman-teman Psychopat sudah menunggu.

     

10 Januari 2012 (day 13)
Pukul 3 dinihari kami sampai di purwokerto dan sudah ditunggu Ferry dari Psychopat Purwokerto untuk dibawa istirahat ke basecamp mereka. Tidak ada lagi foto karena kami benar-benar memacu motor tanpa henti sepanjang malam dan dalam kondisi yang kelelahan dan mengantuk berat, kami langsung tertidur begitu sampai di basecamp.


Kami bangun pukul 12 siang. Badan terasa remuk. Saya memutuskan untuk tidak berkeliling Purwokerto lagi walaupun kawasan Baturaden sangat menggoda. Saya dan Jimo memutuskan untuk segera heading ke Jakarta untuk menuntaskan perjalanan kami. pukul 5 sore akhirnya rekan-rekan Psychopat melepas kami dengan bermacam omelan karena singkatnya waktu kami bersama mereka. Hahaha.. Terima kasih kawan, keramahan kalian lagi-lagi tidak akan saya lupakan.



11 Januari 2012 (day 14)
Perjalanan kembali adalah yang terberat. Antara keinginan untuk cepat pulang, istirahat dan lain-lain. Kembali saya dan Jimo menembus malam jalur lintas selatan Jawa menuju Jakarta. Saya sudah tidak ingat lagi berapa kali kami berhenti, tapi terakhir kami berhenti di daerah Nagrek pada pagi hari untuk tidur di sebuah POM bensin sebelum memacu lagi menuju Jakarta via Bogor via jalur Puncak.

Pukul 18.00 akhirnya saya dan Jimo sudah berada di kota Bogor. Disanalah saya dan Jimo berpisah. Jimo akan langsung pulang di rumahnya di Bogor, sementara saya akan lanjut menuju Depok. Lelah dan mulai kehilangan konsentrasi karena semakin mendekati kasur yang nyaman, saya sempat beberapa kali berhenti hanya untuk menarik nafas dan meregangkan otot. Akhirnya sekitar pukul 21.00 saya memasuki Depok dan langsung menuju kontrakan. Hanya cukup waktu untuk mandi sebentar sebelum saya langsung tertidur di kasur yang memang sudah menunggu.

Keesokan paginya, saya melihat motor sudah dalam kondisi yang amburadul. Hanya sempat foto sedikit, akhirnya motor dipercayakan kepada tukan cuci profesional untuk dicuci. Thanks bro, sekali lagi kita melewatkan petualangan bersama.


Perjalanan ini memberikan banyak pelajaran berharga bagi saya. Keramahan teman-teman di sepanjang perjalanan tidak akan mudah untuk dilupakan. Mereka sangat mendukung perjalanan saya dan Jimo. Touring Galau tanpa tujuan pasti ini hanya didasarkan pada semangat panas-dingin. Selagi masih panas, gas terus sampai ke ujung timur. Sebaliknya jika sudah dingin, maka sudah saatnya untuk putar balik dan pulang.

Thanks untuk Jimo yang cukup kuat night riding bareng. Walau beberapa kali kita saling teledor, lupa kalau jalanan itu berbelok, bukan lurus, tidak disiplin jalan karena memilih tidur, but we did it bro! thanks a lot.

See you in next adventure.
Salam Jelajah.

0 Comments